Coral Reefs For Welfare

Kabupaten Kepulauan Riau terdiri dan sekitar 174 buah pulau - pulau besar dan kecil. Daerah ini merupakan daerah yang kaya akan sumberdaya lautnya karena Kepulauan Riau juga disebut Kabupaten Maritim. Hal ini ditandai dengan hampir 98 % wilayahnya adalah daerah pesisir.

Kita ketahui bahwa daerah pesisir ditandai dengan 3 macam ekosistem yang penting dan ketiga ekosistem tersebut sangat banyak dan luas terdapat di Kepulauan Riau yaitu Ekosistem Mangrove (Hutan Bakau), Ekosistem Seagrass (Padang Lamun) dan Ekosistem Terumbu Karang (Coral Reef). Masing-masing ekosistem tersebut memiliki potensi sumberdaya yang kaya dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Salah satunya yang akan dijelaskan di sini adalah Ekosistem terumbu karang.

Secara umum kondisi ekosistem terumbu karang Kepulauan Riau pada saat sekarang ini telah dan sedang mengalami kerusakan (mengalami degradasi).

Berdasarkan Sukarno (1999) ada beberapa tipe kondisi terumbu karang yaitu:
No. Persentase Tutupan Kondisi / Kesehatan Karang
1 0 – 24 % Buruk
2 24 – 49.5 % Sedang
3 50 – 74 % Baik
4 75 – 100 % Sangat Baik

Data terumbu karang kepri pada tahun 1996 (RCZM 1996) menunjukkan kondisi Sedang yaitu rata-rata 45 % tutupan karang hidup. Bahkan pada beberapa site ada yang mempunyai kondisi sangat baik yaitu tutupan 70 — 100 % karang hidup.

Kalau kita lihat di lokasi COREMAP II yaitu pulau Mapur, pada tahun 1996 kondisi terumbu karang sangat baik yaitu 74 % tutupan karang hidup. Kalau kita bandingkan dengan data pada tahun 2004 (CRITC 2004), data terumbu karang Pulau Mapur dalam kondisi Sedang rata-rata 28, 47 %. Dengan data ini dapat kita lihat bahwa ekosistem terumbu karang di Pulau Mapur telah mengalami degradasi atau penurunan kualitas sebesar lebih kurang 46 % dalam kurun waktu 8 tahun. Kalau dengan hitungan matematika berarti mengalami penurunan sebesar 6 % per tahun. Dalam hal ini menunjukkan bahwa kita belum bisa menjaga ekosistem terumbu karang dengan baik.

Keadaan ini sebenarnya bukan saja terjadi pada daerah kita tetapi hampir di seluruh Indonesia.
Lokasi Kecamatan Tambelan, berdasarkan data hasil penelitian pada tahun 2000 menunjukkan rata-rata kondisi terumbu karang Sedang yaitu 34,58 % tutupan karang hidup, tetapi di beberapa site didapati kondisi terumbu karang dengan kondisi Sangat Baik yaitu 70 % tutupan karang hidup.


Luas dan Potensi

Berdasarkan data citra Landsat ETM 7 pada tanggal 28 April 2000, dari hasil interpretasinya diperkirakan luas terumbu karang Kepulauan Riau adalah 7.621,80 Km2 dengan rincian :

Pulau Bintan dan sekitarnya 4.081,89 Km2
Pulau Mapur 74, 57 Km2
Pulau Tambelan dan sekitarnya 3.365,34 Km2
Total 7.621,80 Km2

Dari data tersebut kita lihat bahwa luas terumbu karang Kab. Kep. Riau sangatlah luas. Kalau kita hitung potensi ikan yang kemungkinan ada di kepulauan Riau khususnya di ekosistem terumbu karang adalah sebagai berikut:

Dengan luas terumbu Kepri seluas 7.621,89 Km2 di kalikan dengan potensi terumbu karang yang Sedang (yaitu 16 ton / Km2) maka ekosistem terumbu karang kita dapat menghasilkan 121.948,8 ton ikan. Kemudian jika diperkirakan rata-rata harga jenis ikan yang ada di terumbu karang dengan Rp 15.000 maka ekosistem terumbu karang kita dapat menghasilkan uang sebesar Rp. 1.829.220.000,- dalam satu tahun musim penangkapan.

Angka tersebut diatas adalah cukup besar untuk dibagi-bagi kepada nelayan kita. Selanjutnya kalau kita hitung-hitung juga potensi ikan di perairan laut lepas tentu lebih besar lagi. Dalam hal ini sebenarnya dapat menyadarkan kita bahwa karunia Allah kepada daerah kita sangatlah besar maka marilah kita terus memanfaatkannya dengan Baik.

Source:
http://regional.coremap.or.id/bintan/berita/article.php?id=388